rianrahma`s story: Ternyata Adikku Seorang Kinestetik

Laman


Assalamualaikum, Welcome to My blog^^

Senin, 21 Juli 2014

Ternyata Adikku Seorang Kinestetik

Gak mudah jadi seorang guru. Hal itu yang kini gue rasakan. Mengajar seseorang bukanlah perkara mudah. Kita harus mengenal betul siapa dan bagaimana orang itu belajar. Terlebih lagi kini gue harus ngajarin seorang anak kecil yang aktif dan lagi seneng-senengnya main. Sebagai seorang kakak pada umumnya, gue pengen adik gue tumbuh jadi seorang anak yang cerdas dan berprestasi. Tapi waktu gue ngajarin adik gue -sebut saja Ando-, hmm rasanya gue perlu meluaskan hati. Mesti ekstra sabar ngadepin si Ando. Terlebih lagi adik gue yang satu ini beda dengan kakak-kakaknya yang lain. Dari pengamatan dan pengetahuan yang gue dapet, gue ngerasa kalo Ando punya gaya belajar kinestetik.




Gue sebenernya khawatir gaya belajar Ando ini kurang dimengerti guru-gurunya di Paud. Soalnya akibat yang ditimbulkan gak sepele! Bisa jadi Ando makin sulit menyerap informasi di sekolah. Ando juga termasuk anak yang pemalu tapi sebenernya dia cerdas dan peka terhadap hal di sekitarnya. Dia juga mudah menghapal nama orang walaupun baru sekali-dua kali disebut. Sayangnya, ada sayangnya nih, si Ando ini tergolong anak yang malas belajar. Dia bukan tipe anak yang suka didikte. Makanya orang serumah sering geleng-geleng kepala kalo ngajarin dia.

Dalam hati, gue ngebatin, "nih anak kalo gak males belajar pasti bisa menyaingi kecerdasan anak seusianya deh." tapi apalah daya, gue bukan ahli psikologi anak, gue belum bisa mengatasi Ando yang malas belajar. Sampe akhirnya gue nyadar kalo Ando lebih suka belajar hal baru dengan 'mempraktekan' langsung. Misalnya nih, kalo disuruh ngitung 1 + 1 dengan menuliskannya di buku, Ando keliatan kurang tertarik. Matanya gak fokus dan tangannya gak bisa diem. Ironisnya, ini yang bikin gue kesel karena gue mengira si Ando ini gak mau belajar. Tapi lama-lama gue paham kalo Ando ini punya kemiripan dengan ciri-ciri kinestetik. Soalnya kalo disuruh ngitung benda yang dia pegang, dia paham. Tapi sebenernya justru disitulah masalahnya. Gue kan tipe belajarnya visual, lebih suka belajar dengan menuliskan. Ngajarin orang pun terbiasa dengan tulisan. Hmm rasanya gue perlu belajar banyak dari si Ando. Belajar memahami cara belajarnya yang kinestetik. Untuk itulah gue coba googling dan dapet beberapa artikel yang membantu seorang kinestetik belajar. Oke, let's cekidot!

KINESTETIK (Kinesthetic Learners)

Gaya belajar Kinestetik (Kinesthetic Learners) mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingatnya. Tentu saja ada beberapa karakteristik model belajar seperti ini yang tak semua orang bisa melakukannya. Karakter pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat penerima informasi utama agar bisa terus mengingatnya. Hanya dengan memegangnya saja, seseorang yang memiliki gaya  ini bisa menyerap informasi tanpa harus membaca penjelasannya.

Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
  1. Menyentuh segala sesuatu yang dijumapinya, termasuk saat belajar
  2. Sulit berdiam diri atau duduk manis, selalu ingin bergerak
  3. Mengerjakan segala sesuatu yang memungkinkan tangannya aktif. Contoh: saat guru menerangkan pelajaran, dia mendengarkan sambil tangannya asyik menggambar
  4. Suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar
  5. Sulit menguasai hal-hal abstrak seperti peta, symbol dan lambing
  6. Menyukai praktek/ percobaan
  7. Menyukai permainan dan aktivitas fisik 
Cara belajar si kinestetik :
  1. Jangan paksakan anak untuk belajar berjam-jam
  2. Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (misalnya dengan mengajak anak membaca sambil melihat alam, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar hal baru)
  3. Gunakan warna-warna terang untuk menghilite hal penting dalam bacaan
  4. Izinkan anak belajar sambil mendengarkan musik
Nah itu dia beberapa cara menghadapi anak yang punya ciri-ciri belajar kinestetik. Selain kinestetik, ada 2 tipe belajar lain yaitu visual (penglihatan) dan auditori (pendengaran). Menurut gue, dari ketiga tipe belajar tersebut gak ada yang paling unggul. Semua punya keunggulan dan kelemahan masing-masing. Lagipula tipe belajar tiap orang yang berbeda-beda sebenarnya suatu keunikan. Semua orang bisa berhasil kalau cara belajarnya tepat. Jadi, bagi para pendidik, orang tua, pengasuh, atau siapapun yang ingin menyampaikan ilmu secara efektif, ada baiknya mengenal dan memahami cara belajar targetnya. Visual, auditori ataukah kinestetik?



Sumber :